Hard NewsJejak Kata

Kabupaten Tangerang Diproyeksikan Menjadi Pilot Project Sistem Sanitasi Nasional

×

Kabupaten Tangerang Diproyeksikan Menjadi Pilot Project Sistem Sanitasi Nasional

Sebarkan artikel ini
Pembukaan kegiqtan City Sanitaion Summit (CSS) XX di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang.

JEJAK KATA, Tangerang – Kabupaten Tangerang diproyeksikan menjadi Pilot Project atau Proyek Percontohan sistem sanitasi di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekda Kabupaten Tangerang, Drs. H. Moch. Maesyal Rasyid, M.Si dalam kegiatan City Sanitaion Summit (CSS) XX yang diselenggarakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang pada Rabu (07/09).

“Saya mengapresiasi kehadiran para peserta CSS XX. Setelah melakukan komunikasi dengan Ketua Akkopsi, bahwa Kabupaten Tangerang akan menjadi model sanitasi atau pilot project di Indonesia,” ungkap Sekda Kabupaten Tangerang sekaligus Ketua Panitia CSS XX.

Pergelaran CSS XX yang bertema “Sanitasi aman, investasi masa depan” dilaksanakan selama tiga hari dimulai tanggal 6 s.d 8 September 2022.

Dalam kegiatan tersebut juga dihadiri oleh jajaran Kemenkes, Kemendagri, Kementerian PUPR, Kemendikbud, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Kemenko Bidang Pembangunan, Manusia, dan Kebudayaan (PMK), Pemprov Banten, Kepala Daerah se-Indonesia, serta Forkopimda Kabupaten Tangerang.

Agenda nasional ini merupakan upaya sosialisasi dan promosi terkait pentingnya sanitasi serta mengetahui arah kebijakan sanitasi nasional.

“Saya berharap dapat terwujud sinergitas serta partisipasi dan kontribusi dari para peserta CSS XX untuk menciptakan sanitasi yang mudah diakses masyarakat, ketersediaan air bersih, serta membentuk lingkungan yang bersih dan sehat,” ungkap Sekda Kabupaten Tangerang.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Umum Aliansi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi (Akkopsi) sekaligus Walikota Jambi, Dr. H. Syarif Fasha, M.E.

Pihaknya mengapresiasi Pemkab Tangerang yang tetap konsisten dalam mempersiapkan agenda CSS XX sehingga dapat terlaksana dengan baik meskipun sempat tertunda karena Pandemi Covid-19.

“Kegiatan ini sempat tertunda dua tahun karena efek Pandemi Covid-19. Melalui event CSS XX, diharapkan dapat memunculkan kesepakatan terkait parameter baik/buruknya sistem sanitasi”, imbuh Ketua Umum Akkopsi.

Sekedar informasi, Akkopsi lahir pada 22 Oktober 2009. Organisasi ini bukan bentukan pemerintah, melainkan inisiasi para kepala daerah yang peduli terhadap sanitasi. Pembentukan Akkopsi tidak terlepas dari andil Ir. H. Joko Widodo yang saat itu menjabat sebagai Walikota Solo.

“Sanitasi adalah hal yang sangat penting karena apabila sanitasi tidak dalam kondisi baik dapat menjadi penyebab kasus Stunting, meskipun sudah disokong oleh gen dan gizi yang bagus,” ujarnya.

Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, program sanitasi menjadi salah satu fokus pemerintah. Dalam RPJMN mengamanatkan 100 persen akses air minum layak, 90 persen sanitasi layak, dan 0 persen Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Selain itu, Pj. Gubernur Banten yang diwakili Asisten Bid Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Banten, M. Yusuf, S.Sos., M.Si menyampaikan bahwa Pemprov Banten menyambut baik dan mendukung sinergitas kabupaten/kota untuk saling sharing pengalaman terkait kebijakan dan keberhasilan sanitasi di daerah masing-masing.

“Pemprov Banten dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten serius melakukan pembangunan khususnya pembangunan sistem sanitasi sehingga outputnya dapat mensejahterakan masyarakat,” pungkas M. Yusuf.

Saat ini kasus stunting adalah masalah serius yang belum selesai. Kondisi sanitasi yang buruk menjadi salah satu faktor munculnya Stunting. Apabila tidak ada penanganan yang baik, maka dampak jangka panjang yaitu menyebabkan masalah fisik dan mental.

“Sumber air bersih menjadi faktor dominan yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Sumber air yang tidak baik menyebabkan masyarakat lebih beresiko terkena Stunting,” ujarnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi Seminar yang dinarasumberi oleh perwakilan Kementerian dan sharing keberhasilan sistem sanitasi oleh perwakilan kepala daerah serta kunjungan lapangan ke empat titik, yaitu RSUD Balaraja di Kecamatan Balaraja, SMPN 2 Curug dan Ponpes Daar El Huda di Kecamatan Curug, serta Desa Ketapang di Kecamatan Mauk. (BRP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *