Jejak KataPolitik

3 Sarinah Banteng Sulbar, Berbagi dan Mendengar Aspirasi

×

3 Sarinah Banteng Sulbar, Berbagi dan Mendengar Aspirasi

Sebarkan artikel ini
Hj. Nurnazila H Kalammor (Ibu Ila).

JEJAK KATA, SulBar – Tiga Sarinah Banteng dari Sulawesi Barat ini menginspirasi kamu hawa di era kini. Mereka adalah Hj. Nurnazila H Kalammor (Ibu Ila) Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Sulbar, Pratista Eka Sri Cahyani (Tista) Wakil bendahara DPC PDI Perjuangan Kabupaten Mamuju Prov. SulBar, dan Nurul Dwi Rezki Tenry Abeng (Tenry) Banteng Muda Provinsi SulBar.

Untuk diketahui, Sarinah merupakan tokoh penting bagi Soekarno. Saking cintanya Soekarno kepada perempuan tersebut, namanya diabadikan menjadi nama mal pertama yang dibangun di Jakarta.

Tiga Sarinah Banteng dari Sulawesi Barat: Hj. Nurnazila H Kalammor (Ibu Ila, Pratista Eka Sri Cahyani (Tista), dan Nurul Dwi Rezki Tenry Abeng (Tenry), dalam kegiatan Jumat berbagi.

“Pengasuh saya itu bernama Sarinah, ia mbok saya,” tulis Soekarno dalam bukunya berjudul Sarinah: Kewadjiban Wanita dalam Perdjoangan Republik Indonesia.

Tiga sosok perempuan hebat dari keluarga PDI Perjuangan Sulawesi Barat ini, mendedikasikan hidupnya untuk kepentingan rakyat. Dengan mengusung konsep gotong royong, mereka mecoba mengurai persoalan-persoalan yang berada di wilayahnya.

Salah satu program yang sampai saat ini masih berjalan adalah, turun ke masyarakat, berbagi dan mendengar aspirasi rakyat di bawah.

“Semua sangat menikmati untuk turun kebawah, berbagi sedikit-sedikit, seberapa saja yang pasti setiap Jumat mereka akan turun ke bawah untuk dapat berbagi,” ujar Hj. Nurnazila, Senin (19/09).

Tiga Sarinah Banteng dari Sulawesi Barat: Hj. Nurnazila H Kalammor (Ibu Ila, Pratista Eka Sri Cahyani (Tista), dan Nurul Dwi Rezki Tenry Abeng (Tenry), turun ke bawah menggunakan perahu getek.

Wanita yang akrab dipanggil Bu Ila ini turun ke bawah kompak bersama dengan dua orang putrinya, yaitu Tista dan Tenry. Hal ini dilakukan untuk mengajari putri-putri cantiknya itu tahu tentang pentinya berbagi kepada orang-orang yang di bawahnya agar mereka bisa menikmati kegembiraan meskipun dalam kondisi apa pun. Karena, menurutnya, berbagi kepada sesama ini sudah menjadi kewajiban sesama makhluk Tuhan.

“Alhamdulilah, sangat menikmati slongan bergotong royong, dan turun wong cilik,” tandasnya. (WH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *