JEJAK KATA, Tangerang – Maraknya bisnis “buka tutup ruko” yang diduga di dalamnya praktik prostitusi terselubung di wilayah Kelurahan Mekar Bakti, mengundang reaksi Plt. Kepala Kelurahan Mekar Bakti, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Bai Subiat.
Menurutnya, persoalan ini harus disikapi dari berbagai sisi, tidak hanya regulasi, tetapi juga pendekatan sosial dan kemanusiaan, serta kesehatan, yaitu ancaman dari penyakit yang membahayakan seperti Human Immunodeficiency Virus (HIV) / Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) dan sejenisnya.
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang dapat melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit. Sedangkan AIDS adalah kondisi di mana HIV sudah pada tahap infeksi akhir. Penyebaran dan penularan HIV/AIDS diantaranya disebabkan melalui hubungan intim yang tidak aman seperti freeseks dan penyimpangan seks lainnya.
“Perlu koordinasi banyak pihak antar stakeholder, karena kita harus melihat dari banyak sisi. Tidak hanya moral, tapi juga sosial, kemanusiaan dan kesehatan,” ujar Bai Subiat, Kamis (06/10/2022).
Bai juga mengungkapkan, terkait maraknya prakatik ‘esek-esek’ yang banyak dijajakan melalui salah satu aplikasi media sosial dan kerap kali muncu dalam pemberitaan di wilayahnya, akan berkoordinasi dengan stakeholder yang lain.
Bai tidak menampik jika di wilayahnya ada beberapa usaha panti pijat. Hanya saja ia tidak menjelaskan soal data ada berapa pelaku usaha panti pijat di wilayahnya itu. Karena menurutnya masih banyak data yang lama, dan belum di-update ulang.
Diberitakan sebelumnya, praktik prostitusi di wilayah ini kian hari kian menjamur. Aplikasi media sosial menjadi salah satu media promosi untuk menjajakan jasa seks. Tempatnya beragam, mulai dari kontrakan/tempat kost hingga ruko berkedok panti pijat. Beberapa waktu sebelumnya pihak kepolisian dari Polda Banten juga pernah menggrebek tempat ini, dan ditemukan beberapa wanita penghibur bersama mucikari. (WH)