SEBAGAI daerah yang berbatasan langsung dengan Batavia (kala itu, dan sekarang Jakarta), Kabupaten Tangerang memiliki banyak cerita sejarah yang tidak semua diketahui oleh masyarakat di daerah ini. Karena banyaknya kesibukan, serta pemekaran menjadi tiga wilayah, yaitu Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), telah mengaburkan sebagian kisah-kisah lama yang sampai hari ini tidak terdokumentasi dengan baik, dan publish ke masyarakat secara luas.
Ketapang Urban Aquaculuture, Akankah Menggilas Cerita Hilangnya Pahlawan Otto Iskandardinata?
Tentang sejarah Kabupaten Tangerang, misalnya, ini menjadi catatan yang nyaris terlupakan. Ada ratusan tahun kisah perjalanan daerah yang telah bertransformasi dari daerah agraris menjadi kota seribu pabrik itu, hanya tersurat sejak 27 Desember 1943, yaitu merunut sejarah ketika Gunseikanbu mengeluarkan keputusan tanggal 9 November 1943.
Keputusan itu berisi:
”Menoeroet kepoetoesan Gunseikan tanggal 9 boelan 11 hoen syoowa 18 (2603) Osamu Sienaishi 1834 tentang pemindahan Djakarta Ken Yakusyo ke Tangerang, maka dipermakloemkan seperti di bawah ini: Pasal 1: Tangerang Ken Yakusyo bertempat di Kota Tangerang, Tangerang Son, Tangerang Gun, Tangerang Ken. Pasal 2: Nama Djakarta Ken diganti menjadi Tangerang Ken. Atoeran tambahan Oendang-Oendang ini dimulai diberlakukan tanggal27 boelan 12 tahoen Syouwa 18 (2603). Djakarta, tanggal 27 boelan 12 tahoen Syouwa 18 (2603). Djakarta Syuutyookan.
Sejalan dengan keluarnya surat keputusan tersebut, Atik Soeardi yang menjabat sebagai pembantu Wakil Kepala Gunseibu Jawa Barat, Raden Pandu Suradiningrat, diangkat menjadi Bupati Tangerang (1943-1944).
Pisang Goreng Bu Dedi Mengajarkan Sportivitas, Kerja Keras dalam Budaya Ngantre
Semasa Bupati Kabupaten Tangerang dijabat, H. Tadjus Sobirin (1983-1988 dan 1988- 1993) bersama DPRD Kabupaten Tangerang pada masa itu, menetapkan hari jadi Kabupaten Tangerang tanggal 27 Desember 1943 (Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 1984 tanggal 25 Oktober 1984).