Jejak KataWisata dan Kuliner

Kebon Djati Diri, Suguhkan Konsep Pemberdayaan Ekonomi Kreatif

×

Kebon Djati Diri, Suguhkan Konsep Pemberdayaan Ekonomi Kreatif

Sebarkan artikel ini
FOTO: Kebon Djati Diri, tidak hanya menyuguhkan kuliner serta panorama hutan jati yang sejuk dan asri, tapi juga menawarkan konsep pemberdayaan ekonomi kreatif.

JEJAK KATA, Tangerang – Kebon Djati Diri yang berlokasi di Desa Panongan, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, menjadi salah satu tempat destinasi wisata alternatif bagi masyarakat di daerah ini. Karena, selain tempatnya yang sejuk, rindang oleh ribuan batang pohon jati, ada dua cafe yang siap memanjakan lidah para pengunjung. Untuk yang memiliki selera kekinian, bisa mampir ke Cafe Citra Gelato, dan bagi yang suka kuliner tradisi tinggal nongkrong di Dapoer Djati Diri.

Saat berbincang dengan ouwner atau pemilik Kebon Djati Diri, Anton Yulianto, Jumat (18/11/2022), berbagai ide pun muncul, tidak hanya bagaimana mengembangkan destinasi wisata alternatif ini, tetapi juga bagaimana bisa memberikan dampak perekonomian kepada masyarakat di wilayah ini. Terutama para pelaku ekonomi kreatif atau IKM dan UMKM.

Pria Lansia Korban Tenggelam di Kali Cimanceuri Kronjo Ditemukan

Saat ini, Anton mengaku sedang menyiapkan konsep bagaimana agar para perajin bambu, yang dulu sangat terkenal di daerah Kabupaten Tangerang ini, bisa kembali bergeliat, dan bisa mendulang perekonomian. Bicara soal kerajinan bambu sendiri, menurut Anton, tidak hanya terpaku pada topi, tetapi banyak hal yang perlu dieskplor. Mulai dari besek, tempat-tempat kemasan berbagai produk, baik kerajinan tangan lainnya maupun produk kuliner.

Ia mencontohkan, banyak para produsen makanan rumahan seperti dodol, kacang sangrai, madu, serta produk kuliner lainnya, jika ini dikolaborasikan dengan para perjin bambu, ini bisa memberikan nilai ekonomi yang lebih bagi para pelaku usaha. Tidak hanya para pelaku UMKM kuliner, tetapi juga perajin bambu itu sendiri. Misalnya, produk anyaman bambu dikolaborasikan sebagai packaging untuk kemasarn produk kuliner, madu, dan produk lainnya.

Menyingkap Sejarah Cheng Ho dan Peradaban Islam di Tanah Lasem

“Tentu ini akan memberikan nilai lebih, baik bagi pelaku IKM maupun UKIM serta pelaku ekonomi kreatif lainnya. Di sisin lain, untuk sebuah packaging produk, terutama produk rumahan IKM dan UMKM, bisa meningkatkan nilai jual, di samping kita tidak lagi bergantung dengan produk-produk untuk packaging yang menggunakan bahan dari plastik. Dan, dengan anyaman bambu ini tentu saja akan lebih ramah lingkungan,” papar Anton Yulianto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *