JEJAK KATA, Tangerang – Sampah menjadi persoalan cukup krusial di Kabupaten Tangerang. Sebagai daerah industri dengan jumlah penduduk hampir 4 juta jiwa ini, Kabupaten Tangerang mampu menghasilkan sampah rata-rata 2.500 ton/hari, yaitu sampah organik dan anorganik.
Berbagai upaya pun dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK). Dengan keterbatasan armada yang hanya 213 unit truk, tidak mampu secara optimal mengangkut sampah hingga ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dibangun lah TPST3R serta bank-bank sampah, termasuk pengembangan budidaya magot melalui teknologi Black Soldier Fly (BSF).
BACA JUGA: Jelang Natal dan Tahun Baru Harga Daging Sapi Meroket
Nah, bicara soal TPST3R, di Kawasan Perumahan Bumi Puspitek Asri (BPA), kelompok warga membangun TPST3R. Namun, sayang, pembangunan TPST3R ini menuai polemik. Bukan saja karena lokasinya berada di sekitar kawasan perumahan warga, tetapi juga minimnya informasi kepada warga soal seperti apa kajiannya, akan seperti progres pelaksanaan TPST3R serta dampak terhadap lingkungan.
Menurut salah seorang warga Perumahan Bumi Puspitek Asri, inisial TA, dalam mendirikan TPST3R seperti ini, mestinya melibatkan dinas-dinas terkait, seperti DLHK Kabupaten Tangerang. Sehingga, ada masukan soal dampak yang bisa ditimbulkan.
BACA JUGA: MTQ ke-9 Kecamatan Panongan Jadi Potensi Mendulang Ekonomi UMKM
“TPST3R itu bagus banget, tetapi kan ada aturan, kita punya DLHK, ada Dinas Kesehatan, serta dinas-dinas terkait yang mestinya harus dilibatkan. Misalnya, itu lahan milik siapa? Terus bagaimana dampak lingkungan dan kesehatan masyarakatnya ke depan,” ujar dia kepada jejakkata.news, Kamis (15/12/2022).
Ia juga mengungkapkan, pihak pengelola TPST3R juga harus memikirkan jangka panjangnya. Jangan sampai, menyelesaikan masalah malah timbul masalah baru. Lagi pula, kata dia, lahan yang digunakan untuk pembangunan TPST3R sendiri, statusnya milik siapa, sebagai warga yang berdekatan langsung dengan tempat itu, dirinya tidak tahu.
BACA JUGA: Tertabrak Kereta, Remaja 14 Tahun Terpental di Kali Cilemah Abang
“Nah, ke depan akan seperti apa juga harus dipikirkan. OK, sekarang mungkin sampah yang nantinya akan dikelola belum begitu banyak, tapi kalau sudah menumpuk, ini kan juga perlu dipikirkan,” katanya.