KUNJUNGAN mantan gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan ke salah satu Rumah Doa Alfa Omega milik umat Kristiani di salah satu wilayah di Papupa beberapa waktu lalu menarik perhatian banyak pihak. Bukan karena politisi yang pada Pilgub 2017 lalu didukung oleh kelompok 212 yang bertemu dengan tokoh agama di tempat itu. Namun karena disematkannya nama Yohanes pada Anies.
Nah, kelompok 212 sendiri, muncul pada tahun tahun 2016, yaitu ketika terjadi aksi terkait kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Aksi ini pertama digelar pada 2 Desember atau tanggal 2 bulan 12, sehingga kelompok tersebut disebut 212. Aksi ini juga dihelat ketika suhu politik menjelang Pilkada DKI Jakarta tengah memanas.
Dilansir dari metro.tempo.co yang diupload pada Senin, 10 Agustus 2020, menurut Ketua Umum Presidium Alumni 212 atau PA 212, Slamet Maarif, kemenangan Anies-Sandiaga pada Pilkada putaran dua di DKI Jakarta 2017 itu, tidak luput atas usaha gerakan 212.
“Tidak bisa dipungkiri bahwa hasil Pilkada DKI Jakarta sangat diwarnai oleh gerakan 212,” kata Slamet Maarif.
Menanggapi viralnya video Anies ketika disambut oleh salah seorang tokoh agama Kristen dan menyematkan nama Yohanes saat akan memasuki Rumah Doa tersebut, penggiat media sosial Alifurrahman menyebut, Yohanes adalah nama yang mulia di agama Kristen, jadi tidak cocok untuk ditertawakan.
“Tapi Anies Baswedan ini bukan siapa-siapa di agama Islam, jadi boleh kita tertawakan,” kelakar Alifurahman pada konten videonya di channal YouTube SEAWORD TV yang diunggah pada 28 Desember 2022, malam.
Menurut pria yang dalam setiap konten videonya menyebut sebagai Pakar Mantan ini, pasca viedo Anies ke Rumah Doa Alfa Omega viral menyebar ke media sosial dan grup-grup WhatsApp, muncul berbagai opini tentang pernah ada kelompok Kristen aliran sesat bernama Alfa Omeda di daerah Papua yang dibubarkan karena mengajarkan aliran sesat. Kelompok ini melakukan perjalanan ke sebuah bukit berpasang-pasangan tanpa busana dan melakukan seks bebas sebagai bentuk ritual.
Meskipun sudah ada klarifikasi bahwa Rumah Doa Alfa Omega yang didatangi oleh Anies ini adalah bukan Kristen aliran sesat, Alifurrahman berpendapat bahwa kedatangan Anies di tempat itu bukanlah persoalan kemanusiaan, tetapi ada intrik-intrik politik untuk memuluskan niatnya agar didukung sebagai Capres pada Pemilu 2024.