Hard NewsJejak Kata

Sepatu SABA Mulai Riuh di Pasar Online, Ternyata Ini Penyebabnya!

×

Sepatu SABA Mulai Riuh di Pasar Online, Ternyata Ini Penyebabnya!

Sebarkan artikel ini
FOTO: Sepatu Home Made SABA produk Cikupa-Tangerang.

JEJAK KATA, Tangerang – Setelah hampir tiga tahun dicengkeram oleh pandemi COVID-19, kini, brand sepatu lokal SABA mulai ramai di pasar online. Dengan berbagai inovasi dan mengikuti gaya anak muda kekinian, alas kaki home made ini pun tidak kalah dengan brand-brand terkenal yang sebelumnya pernah ada.

Owner sekaligus penggagas alas kaki SABA ini, Suyadi mengaku bahwa konsumen sudah mulai tahu mana produk brand original dan mana produk yang bajakan. Sehingga, ketika ia mulai memproduksi brand SABA ini, yakin dan penuh percaya diri produknya bakal laku di pasaran.

“Anak-anak sekarang ini sudah pinter, tidak hanya dalam memilih model sepatu yang akan mereka pakai, tapi juga pilih-pilih mana brand yang original dan mana brand yang bajakan atau jiplakan,” ujar Suyadi saat bertemu jejakkata.news, belum lama ini.

Dari situlah, kata Yadi, produsen dituntut untuk inovatif, dan tidak kalah penting meningkatkan kualitas produknya.

Dia juga mengakui, saat ini pelaku IKM, terutama alas kaki sudah diberikan banyak kemudahan, baik dari segi promosi maupun pemasaran. Tinggal bagaimana para produsen alas kaki ini berlomba-lomba dalam berkarya, baik dalam segi inovasi maupun kualitas.

“Sekarang kita mau promosi, banyak media sosial, dan ini sangat membantu. Dalam pemasaran juga begitu, banyak toko-toko online, yang kita enggak perlu banyak-banyak biaya membangun toko, cukup dengan pasar online. Kita enggak usah kemana-mana, aplikasi sudah bekerja, antar jemput produk ke konsumen juga serba aplikasi,” katanya.

Dalam sehari, Yadi mengaku, bisa mengirim 200 hingga 300 pasang sepatu brand SABA ke konsumen. Lokasi pengirimannya pun, ke berbagai daerah, baik PulaunJawa maupun luar Jawa. Yadi membuka lapak penjualan online di blibli.com, tokopedia, shopee, lazada dan melalui tiktok.

“Yang namanya pembeli online, ya dari mana aja. Ada yang di Kalimantan, bahkan ada juga yang dari Singapur,” ungkapnya.

Yadi juga mengajak para pelaku IKM alas kaki di Tangerang yang sampai hari ini masih terlena berproduksi dengan merek “tembakan” untuk tidak takut berintegrasi ke merek sendiri. Apalagi, pemerintah saat ini sudah banyak memberikan kemudahan, baik dalam soal izin maupun proses pendaftaran merek ke Dirjen haki di Kemenkumham. Dan, menurut Yadi, Undang Undang No. 11 Tahun 2020, sangat membantu para pelaku IKM dan UMKM.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *