JEJAK KATA, Tangerang – Batik ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO pada pada 2 Oktober 2009. Sejak itu pula, setiap tanggal 2 Oktober di peringati Hari Batik Nasional.
Masyarakat mengenal batik sejak zaman Majapahit. Lalu berkembang hingga kerajaan-kerajaan berikutnya. Seni batik secara umum meluas di Indonesia dan kemudian secara khusus di pulau Jawa setelah akhir dari abad ke 18 atau hingga awal abad ke 19.
Seiring perkembangan waktu pula, setiap daerah mulai menggali potensi batik dengan menciptakan kreasi batik yang dipadukan dengan budaya kearifan lokal, serta kekhasan daerah masing-masing.
Kabupaten Tangerang, misalnya, pada tahun 2015 menggelar lomba batik, yang kemudian hasil lomba tersebut muncul batik khas Kabupaten Tangerang. Ada beberapa motif batik Kabupaten Tangerang. Batik Wareng, Batik Parakan, Batik Kacang Cisoka dan lain sebagainya.
Penamaan Batik Wareng diambil dari salah satu hewan endemik Kabupaten Tangerang, yaitu ayam wareng. Sedangkan Batik Parakan, ini diambil dari nama buah endemik di daerah itu. Begitu pun Batik Kacang Cisoka, motif ini diambil dari salah satu hasil bumi yang kemudian diolah menjadi cemilan khas Kabupaten Tangerang yaitu kacang sangrai, atau dikenal dengan Kacang baning di daerah Cisoka.