Soft News

20 November, 77 Tahun Perang Puputan Margarana

×

20 November, 77 Tahun Perang Puputan Margarana

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI

PADA tanggal 20 November 1946, atau 77 tahun yang lalu terjadi pertempuran hebat di dekat Desa Marga, salah satu wilayah kepulauan Sunda Kecil yang sekarang dikenal sebagai Bali.

Pertempuran melawan aksi militer kolonial Belanda ini dikenal sebagai Perang Puputan, yang artinya perang sampai titik darah penghabisan. Puputan sendiri merupakan bahasa Bali yang mengacu pada lebih baik mati saat perang dari pada harus menyerah kepada musuh.

Istilah ini berasal dari kata bahasa Bali “puput” yang artinya “tanggal, putus, habis atau mati”.

Pertempuran ini dipimpin oleh Letan Kolonel (Letkol) I Gusti Ngurah Rai. Ia merupakan pendiri dan panglima pertama satuan angkatan bersenjata Republik Indonesia di Kepulauan Sunda Kecil atau sekarang dikenal sebagai Pulau Bali.

Perang ini dipicu karena kolonial Belanda waktu itu akan menguasai Bali. Peperangan terjadi pada 20 November 1946 dini hari sampai dengan siang hari. Perang ini kemudian dikenal dengan istilah Perang Puputan Margarana. Kata Margarana sendiri diambil dari nama desa, yaitu Marga, tempata terjadinya pertempuran.

Makam I Gusti Ngurah Rai di Taman Makam Pahlawan Candi Margarana, Kabupaten Tabanan | Foto wikepdia.org

Sebagai pahlawan nasional Indonesia, I Gusti Ngutrah Rai secara anumerta dianugerahi salah satu penghargaan militer tertinggi negara Indonesia dan dipromosikan menjadi brigadir jenderal.

I Gusti Ngurah Rai sendiri merupakan salah satu tokoh yang paling dihormati dalam sejarah Bali modern. Namanya diabadikan sebagai nama Bandara Internasional Denpasar, universitas dan stadion di pulau Bali, kapal Angkatan Laut Indonesia, jalan-jalan di banyak pemukiman Bali, serta di sejumlah kota di bagian lain Indonesia, dinamai I Gusti Ngurah Rai. Gambar wajah I Gusti Ngurag Rai sendiri terdapat pada uang pecahan Rp50 ribu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *