JEJAK KATA, Semarang – Perkumpulan Karawitan dan Pedalangan Sanggar Monod Laras Semarang telah melahirkan dalang-dalang cilik sebagai pewaris yang nguri-uri dan ngurip-urip budaya leluhur seni karawitan dan pedalangan.
Dalang-dalang cilik yang lahir dari rahim Sanggar Monod Laras ini diantaranya adalah Bintang, Dudu, Bilal Assegaf, Aldebaran Ihsan, Glenn, Bima, Abbiyu, Wiguno, R.Rangga, Rizki D, Reynand, Sagara, Erick dan Jaya.
Beberapa waktu lalu, para dalang cilik ini tampil pada moment ulang tahun Sanggar Monod Laras dan Peringatan Hari Wayang Nasional (HWN) di Gedung Monod Deiphuis, Jalan Kepodang, Kota Lama, Semarang.
Pamong Perkumpulan Karawitan dan Pedalangan Monod Laras, Tjahjono Rahardjo menjelaskan, Sanggar Monod Laras didirikan bertujuan sebagai wadah untuk melestarikan dan mengembangkan kesenian dan kebudayaan, yang dalam hal ini adalah budaya tradisi karawitan dan wayang.
Dikatakan pula, Sanggar Monod Laras didirikan untuk memberikan ruang pembelajaran bagi anak-anak tentang dunia karawitan dan pedalangan. Monod Laras ingin mendidik anak-anak yang notabene generasi muda belajar pedalangan dan karawitan dengan benar.