JEJAK KATA, Rembang – Dumbek merupakan salah satu kuliner khas dari daerah Rembang, Jawa Tengah. Pun demikian, kuliner dumbek juga ditemukan di beberapa wilayah, di daerah Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Di Rembang, kuliner dumbek ini banyak ditemukan di pasar-pasar tradisional. Kuliner yang memiliki rasa manis dan legit ini juga tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat pesisir utara sebalah timur Jawa Tengah tersebut. Sebab, disamping bahan bakunya mudah didapat, daerah ini terkenal dengan pohon lontar atau siwalan, yang daunnya menjadi pembungkus kuliner dumbek tersebut.

Rekomendasi Tempat Nongkrong di Primer Park Moderland Tangerang
Bagi masyarakat daerah ini, dumbek juga memiliki filosofi yang dipercaya sebagai simbol kesuburan dan simbol lambang laki-laki yang juga disebut lingga. Dalam tradisi Jawa Kuno, pasangan dumbek adalah jadah atau ketan, yang menjadi simbol perempuan. Dengan demikian, kedua makanan tradisional tersebut melambangkan suatu kesuburan dan tonggak dari peradaban.
Sehingga tidak heran, jika kuliner tradisional dumbek ini menjadi salah satu kuliner yang wajib disuguhkan pada saat acara sedekah bumi. Selain itu, dumbek juga menjadi makanan hantaran pada setiap upacara pernikahan. Dumbek juga menjadi bagian dari kearifan lokal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat di daerah ini.
Masyarakat Rembang juga meyakini bahwa kuliner dumbek ini menjadi salah satu camilan favorit para wali. Sejarahnya dumbek ini muncul pada sekitar abad ke-15 hingga 16 di Pulau Jawa bagian pesisir utara yang menjadi salah satu sasaran wilayah dakwah para Walisongo, yang meliputi wilayah Lasem-Rembang hingga Tuban. (**