JEJAK KATA, Tangerang – Industri Kecil dan Menengah (IKM) alas kaki sandal di Kabupaten Tangerang keluhkan maraknya produk impor yang beredar di pasaran. Kondisi ini membuat pasar produk sandal lokal yang saat ini sedang semangat-semangatnya menjadi melempem.
Pelaku IKM alas kaki sandal di Kabupaten Tangerang, Joko Widodo, mengaku bahwa sejak April 2024 lalu pemasaran produk sandal lokal menurun drastis. Menurut owner produk sandal gunung Reward ini, kondisi tersebut juga dirasakan oleh para pelaku IKM lainnya.
“Kita mengalami pasar agak lumayan stabil pada Februari-Maret 2024, setelah itu turun, sampai sekarang. Di Februari-Maret 2024 itu produk bisa terjual di atas lima ribu, tapi sekarang paling-paling dua ribu lima ratus sampai tiga ribu,” ujar Joko Widodo, Sabtu (02/11/24).
Joko juga mengungkapkan, turunnya daya beli masyarakat terhadap produk sandal lokal tersebut, yang paling dirasakan adalah karena maraknya produk impor yang masuk ke pasar lokal dengan harga yang lebih murah.
“Yang paling dirasakan ya persaingan kita dengan produk impor. Kalau kita bicara kualitas, produk lokal tidak kalah bagus. Hanya saja, yang kita heran adalah harganya jauh lebih murah, yang itu tidak sebanding dengan biaya costing produksi. Ini benar-benar kita rasakan,” beber Joko.
Melihat kondisi ini, Joko berharap, pemerintah bisa menekan masuknya produk impor, terlebih terhadap produk yang banyak diproduksi oleh masyarakat Indonesia. Karena jika tidak ada campur tangan dari pemerintah terkait peredaran produk impor tersebut, pelaku IKM berlahan-lahan akan gulung tikar, mampu produksi tetapi tidak mampu menjual.
“Kita sih menyadari, sekarang ini sudah memasuki pasar global, tetapi kalau kebutuhan barang lokal masih bisa ditopang oleh pelaku usaha lokal, harapan kita barang-barang impor yang kita bisa bikin, ya harus ada pembatasan, supaya para pelaku IKM bisa tetap hidup,” tandasnya. (*