Jejak KataPolitik

Tukang Permak dan Propaganda Politik untuk Kepentingan Pilkada

×

Tukang Permak dan Propaganda Politik untuk Kepentingan Pilkada

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI

TENTU sudah tidak asing dengan kosa kata yang satu ini, vermak atau permak. Vermak atau permak dimaksud adalah pekerjaan yang berkaitan dengan menambal atau memotong pakaian, seperti celana jeans. Permak jeans bisa dilakukan dengan menambal celana jeans yang robek atau memotong celana jeans yang kebesaran.

Namun di sini saya tidak akan membahas soal berapa ongkos jasa vermak, rekomendasi tempat-tempat vermak yang bagus, rapi, murah dan cepat. Atau tukang vermak yang dengan kreativitasnya merombak sepeda ontel dimodifikasi dengan mesin jahit, dan dengan strategi ‘personal selling’ alias ‘jemput bola’ mencari calon pelanggan keliling kampung. Tidak! Sama sekali tidak! Tidak membahasa itu!

Saya hanya ingin beranalogi tukang vermak yang bukan merombak, menambal atau memotong jeans atau baju yang kurang pas di badan, tapi vermak program yang menjadi bagian dari propaganda politik para calon kepala daerah pada Pilkada serentak 2024.

Nah, saya akan memulai dengan program paling seksi para calon bupati dan wakil bupati di daerah yang berjuluk Kota Seribu Industri.

Program pertama yang ingin saya bahas adalah tentang kesehatan.

Definisi kesehatan adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap manusia, tanpa mengenal jenis kelamin, usia, suku, maupun golongan.

Bicara soal kesehatan, di daerah Kota Seribu Industri ini memang sudah ada yang namanya program Universal Health Coverage (UHC), yaitu program jaminan kesehatan yang memastikan semua warga memiliki akses pelayanan kesehatan yang berkualitas dan bermutu tanpa kendala biaya. Program ini memberikan akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Di daerah ini, program UHC sudah berjalan, bahkan pemerintah daerah ini pernah mendapatkan penghargaan dari Kementrian Dalam Negeri karena telah menyerap 90 persen program yang cukup keren itu.

Lalu, apa hubungannya dengan vermak program yang menjadi bagian dari propaganda para calon kepala daerah pada Pilkada serentak 2024 ini?

Tarik napas dalam-dalam sebelum membaca dan mencermati artikel ini lebih lanjut. Karena, sekali pembaca tertawa, bisa terus tertawa “ngakak’ se-ngakak-ngakaknya.

Bayangkan saja, program UHC yang sudah berjalan dan sudah dirasakan oleh masyarakat, bahkan pemerintah daerah sudah mendapatkan penghargaan dipropagandakan sebagai program yang belum pernah ada, dan akan dilakukan ketika nanti dia terpilih menjadi bupati dan wakil bupati. Ada ya calon kepala atau wakil kepala daerah yang seperti ini?

Enggak usah malu-malu brother! Memermak apa yang sudah ada menjadi lebih keren dan kece itu lebih baik dari pada bilang menjahit baju atau celana baru tapi nyatanya permakan.

Program lain dari pemerintah daerah yang tidak kalah dan juga menjadi propaganda politik untuk menarik simpatik masyarakat pemilih adalah pendidikan, sekolah gratis.

Dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 pasal 12, tercantum bahwa pendidikan termasuk ke dalam Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Lebih detail berdasarkan UU tersebut, urusan pendidikan anak usia dini dan nonformal (PAUDNI) serta pendidikan dasar (SD dan SMP) menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota. Kemudian urusan pendidikan menengah (SMA dan SMK) dan pendidikan khusus menjadi kewenangan pemerintah provinsi.

Di daerah berjuluk Kota Seribu Industri ini, sekolah gratis untuk SD dan SMP sudah berjalan sejak lama, terutama untuk sekolah-sekolah negeri.

Atau mungkin, akan lebih baik para calon bupati dan wakil bupati ini tinggal memperluas serta menambahkan saja, sekolah swasta juga akan digratiskan. Ini baru pas!

Tidak perlu menenggelamkan apa yang sudah ada hanya karena ingin disebut visioner kaya gagasan. Masyarakat jangan dibodohi dengan segala tipu daya demi untuk berkuasa.

Atau, apakah memang harus begitulah dalam berpolitik? Miskin ide dan miskin gagasan memerlukan kreativitas tingkat tinggi untuk bisa menunjukkan ke halayak bahwa hal baik dan bagus itu hanya dia yang punya? Apakah pula, meski pun terkadang terkesan ‘sedeng’, birahi politik bisa mengalahkan segalanya, meski urat malu putus sekali pun?

Tapi, itu lah politik, sesuatu yang terkadang tidak mungkin terjadi bisa terjadi, begitu pun sebaliknya. Jangan lupa, 27 November 2024 datang ke TPS, pilih calon pemimpin kalian sesuai hati nurani, dan jangan mau ‘dibego-bego-i’!


Penulis:
Paidjone Hadi Soemardjono
Seniman dan Pemerhati Politik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *