NASI rames adalah salah satu hidangan nasi dengan beragam lauk pauk dan sayuran. Berbagai sumber menyebutkan bahwa nasi rames ini berasal dari Jawa. Namun seiring perkembangan waktu, nasi rames meluas ke berbagai daerah dan kota-kota besar di wilayah Nusantara.
Nasi rames sendiri diperkirakan muncul pasa masa penjajahan Belanda, yaitu ketika berbagai budaya kuliner bercampur dan hidangan ini menjadi solusi untuk mengakomodasi selera beragam.
Di berbagai daerah di Pulau Jawa, nasi rames di kedai atau warung makan disajikan dengan cara yang berbeda-beda. Di Banyumas, misalnya, nasi rames disajikan dengan cara dibungkus dan dijajakan sebagai hidangan sarapan. Nasi rames ini biasanya dibungkus dengan porsi kecil, menggunakan daun pisang. Namun, seiring perjalanan waktu, daun pisang hanya sebagai alas atau ‘lambaran’ bagian dalam, selebihnya dibungkus dengan kertas.
Yang menjadi khas di daerah Banyumas ini, meskipun sayurnya beragam, tapi lauknya mendoan atau bongkrek.
Di tempat lain, nasi rames disajikan dengan menggunakan piring, bahkan ada yang prasmanan alias pembeli mengambil nasi sendiri.
Meskipun nasi rames ini dikenal sebagai hidangan orang kecil, namun saat ini sudah sangat popular, bahkan sudah banyak disajikan di restoran-restoran berkelas. Karena selain rasanya masuk masuk di lidah semua kalangan, menyantap nasi remas di tempat memiliki sensasi unik dan menyenangkan.
Nah, bicara soal nasi rames ini, ternyata belum banyak yang tahu, kenapa kuliner legendaris ini disebut sebagai nasi rames. Berbagai sumber menyebutkan bahwa nasi rames ini bereasal dari akronim Bahasa Jawa “ora mesti”. RA-nya ora dan MES-nya mesti, jadilah nasi rames. Kata ‘ora mesti’ ini sendiri memiliki makna “tidak pasti” atau “tidak selalu”.
Jadi, nasi rames ini adalah hidangan nasi yang lauk dan sayurannya tidak pasti alias tidak selalu yang itu-itu saja. (*






