ELIZABETH Alexandra Mary atau dikenal juga sebagai Ratu Elizabeth II adalah mantan ratu monarki konstitutional dari 16 negara berdaulat dan teritori beserta dependensinya. Ratu Elizabeth II juga ketua dari 54 anggota negara-negara Persemakmuran sejak penobatannya pada tahun 1952 sampai kematiannya pada tahun 2022.
Dengan segala pencapaian sebagai soerang pemimpin, selama 70 tahun, tentu saja tak terhitung dampak yang telah dihasilkannya.
Sepanjang masa pemerintahannya, Inggris telah mengalami perubahan besar di bidang sosial, politik, dan ekonomi. Inggris juga mengalami perubahan besar-besaran dalam struktur Kekaisaran, termasuk juga pergeseran kekuatan politik global, dan revolusi teknologi. Monarki yang diwakili oleh Ratu Elizabeth II telah menjadi simbol kelanjutan dan konsistensi.
Pelestarian tradisi yang dilakukannya Ratu Elizabeth II ini telah menunjukkan bahwa Kerajaan Inggris mampu menjaga warisan budaya yang telah ada sejak berabad-abad. Hal inilah yang membantu menjaga identitas dan konsistensi monarki. Ia telah mampu mempertahankan citra kerajaan. Pun demikian, meskipun tetap mempertahankan tradisi, namun Ratu Eizabeth II ini tetap memanfaatkan teknologi untuk berbagai kepentingan yang krusial. Hal ini terlihat ketika Ia menggunakan Jet Travelandatory ketika menjangkau wilayah-wilayah kekuasaan yang jauh dan membutuhkan waktu yang cepat.
Ratu Elizabeth II memiliki penting dalam menjaga kebudayaan dan ritual yang diwariskan Inggris dari tahun-tahun sebelumnya. Seperti Trooping the Colour, State Banquet, dan Remembrance Day. Ini adalah sebagai contoh bahwa Ratu Elizabeth II tetap menjaga dan merayakan tradisi yang memiliki makna sejarah dan budaya.
Trooping the Colour sendiri adalah merupakan tradisi ulang tahun resmi penguasa Inggris. Trooping the Colour sudah ada sejak Raja Goerge II menduduki tahta dan masih dilakukan hingga saat ini. Tidak hanya fokus pada kebudayaan dan ritual, Ratu Elizabeth II juga menjaga koleksi seni dan artefak yang penting bagi monarki dan kerajaan. Contohnya adalah koleksi lukisan dan patung yang ada di berbagai istana, termasuk karya-karya oleh seniman terkenal seperti Van Dyck, Rembrandt, dan Gainsborough. Koleksi ini dapat ditemukan di Galeri Kesenian Buckingham Palace dan Windsor Castle.
Kunjungan Ratu Elizabeth II ke Indonesia
Tidak hanya berdampak untuk negaranya sendiri, Ratu Elizabeth II juga telah melakukan banyak hal di kancah internasional dan berdampak untuk dunia. Selama masa pemerintahannya, Ia sering melakukan kunjungan ke banyak negara. Hal ini bertujuan untuk mempererat hubungan bilateral dan multilateral. Hal ini sering kali mengarah pada perjanjian perdagangan, kerjasama politik, dan diplomasi yang lebih baik. Selain itu, Ia juga sering bertindak sebagai duta besar informal Inggris. Kunjungan kenegaraan dan pertemuan dengan pemimpin dunia memperkuat hubungan internasional dan mempromosikan diplomasi yang konstruktif.
Salah satu negara yang pernah dikunjungi adalah Indonesia, yaitu pada tahun 1974.
Sebelum melakukan kunjungan ke Indonesia, pada saat ini, yaitu pada 27 Februari hingga 7 Maret 1974, Ratu Elizabeth II terlebih dahulu mengunjungi Australia. Lawatan ini merupakan bagian dari tour kerajaan yang cukup besar, yang juga mencakup wilayah Papua Nugini dan Pulau Norfolk. Selama tour ini, Ia ditemani oleh suaminya, Pangeran Philip, Putri Anne, suami Putri Anne, dan Mark Phillips. Kunjungan ini lebih singkat dibandingkan kunjungannya yang pertama pada tahun 1954, yang sangat dirayakan sebagai kunjungan pertamanya sebagai ratu yang memerintah.
Ratu Elizabeth II tiba di Indonesia pada 15 Maret 1974, yaitu di Bali dengan menggunakan kapal Kerajaan Inggris, SS Northern Star. Dari Bali, Ratu Elizabeth II melanjutkan perjalanannya ke Jakarta, dan pada 18 Maret 1974 dan sampai di Pelabuhan Tanjung Priok. Di Jakarta, Ia disambut Presiden Soeharto bersama Ibu Tien serta Ali Sadikin yang menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta saat itu. Ratu Elizabeth II dan rombongannya disambut dengan pawai ondel ondel yang diiringi dengan tanjidor dengan sangat meriah. Gubernur DKI saat itu juga mengajak Ratu Elizabeth II berkeliling Kota Tua. Lalu, pada malam harinya Ia menghadiri jamuan kenegaraan di Istana Negara. Dipertemuan ini Presiden Soeharto memberikan hadiah kepada pangeran Philip berupa keris Bali.
Setelah dari Jakarta, pada 20 Maret 1974, Ratu Elizabeth II dan rombongannya mengunjungi Yogyakarta. Di Yogyakarta Ia bertemu Sultan Hamengkubuwono IX di Keraton Yogyakarta. Ratu Elizabet II dan rombongannya disambut oleh 400 prajurit keraton berseragam tradisional yang dilengkapi dengan senjata.
Kunjungan Ratu Elizabeth II ke Indonesia pada tahun 1974 memiliki dampak yang signifikan terhadap hubungan diplomatik antara Indonesia dan Inggris. Meskipun kunjungan ini tidak secara langsung mempengaruhi kebijakan politik domestik Indonesia, namun dampaknya terasa jelas dalam memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara. Kunjungan tersebut tidak hanya mempererat tali persahabatan, tetapi juga membuka jalan bagi peningkatan kerjasama dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, budaya, dan politik.
Pada tingkat simbolis, kedatangan Ratu Elizabeth II ke Indonesia menggarisbawahi posisi Indonesia sebagai negara yang semakin mendapatkan perhatian di panggung internasional. Sambutan hangat yang diberikan oleh Presiden Soeharto kepada Ratu Elizabeth II menunjukkan betapa pentingnya momen tersebut bagi Indonesia. Anugerah Bintang Mahaputra Adipradana yang diberikan kepada Ratu Elizabeth II bukan hanya merupakan penghargaan tinggi, tetapi juga merupakan simbol dari hubungan bilateral yang erat dan penuh rasa hormat antara kedua negara.
Kunjungan ini menjadi momen krusial dalam memperkuat kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Inggris. Pada periode tersebut, Inggris terlibat dalam sejumlah proyek pembangunan infrastruktur di Indonesia. Dengan meningkatkan hubungan diplomatik, kunjungan ini membuka peluang untuk kolaborasi yang lebih erat di sektor ekonomi, memfasilitasi aliran investasi, serta meningkatkan interaksi bisnis antara kedua negara.
Di samping itu, kunjungan Ratu Elizabeth II mengirimkan signal kuat mengenai kestabilan politik Indonesia di bawah pemerintahan orde baru. Dengan memperlihatkan Indonesia sebagai negara yang aman dan stabil, kunjungan ini membantu meningkatkan kepercayaan investor asing, terutama dari Inggris dan Eropa. Kesan positif ini penting untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan menarik minat investor internasional untuk berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi Indonesia.
Secara keseluruhan, kunjungan Ratu Elizabeth II bukan hanya memperkuat hubungan diplomatik, tetapi juga memainkan peran penting dalam citra internasional Indonesia. Hal ini memberikan dampak yang luas, mulai dari peningkatan kerjasama ekonomi hingga penguatan stabilitas politik di mata dunia, serta menunjukkan komitmen Indonesia terhadap kerjasama internasional dan pembangunan berkelanjutan.
Kepulangan Ratu Elizabeth II dari Indonesia setelah kunjungannya pada tahun 1974 itu, menandai tertorehnya sebuah pertemuan diplomatik yang penting dan berdampak. Momen ini juga tidak menutup babak pertemuan kenegaraan yang penuh makna, tetapi juga memperkuat komitmen kedua negara dalam melanjutkan kerjasama yang telah dibangun.
Setelah kunjungannya, Ratu Elizabeth II meninggalkan Indonesia dengan kesan positif tentang stabilitas dan potensi negara tersebut. Kepergiannya menegaskan keberhasilan kunjungan dalam mempererat hubungan bilateral dan menggarisbawahi hubungan yang semakin harmonis antara Indonesia dan Inggris. Momen ini mempertegas komitmen kedua negara untuk melanjutkan dan mengembangkan kerjasama di berbagai bidang, termasuk ekonomi, budaya, dan politik.
Dalam kesimpulannya, kunjungan Ratu Elizabeth II ke Indonesia pada tahun 1974 memiliki dampak yang luas dan mendalam, baik bagi Indonesia maupun Inggris. Kunjungan ini bukan hanya sekadar acara seremonial, tetapi juga membawa perubahan positif dalam hubungan bilateral yang bertahan lama hingga saat ini. Melalui diplomasi yang bersahabat dan penuh penghormatan. Kunjungan tersebut memperkuat fondasi kerjasama di berbagai bidang, mulai dari ekonomi hingga budaya, yang terus berkembang seiring berjalannya waktu.
Kesuksesan kunjungan Ratu Elizabeth II juga menyoroti pentingnya diplomasi yang efektif dalam menjaga kestabilan politik dan memajukan pembangunan ekonomi suatu negara. Indonesia di bawah pemerintahan orde baru berhasil memanfaatkan momen ini untuk memperkuat posisi politik dan ekonominya di mata dunia, sekaligus meningkatkan kepercayaan investor asing terhadap prospek jangka panjang negara ini.
Dengan demikian, kunjungan Ratu Elizabeth II ke Indonesia adalah salah satu contoh nyata dari bagaimana diplomasi antarnegara dapat membawa perubahan positif yang signifikan, baik dalam hubungan bilateral maupun dalam pengaruh jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi dan citra internasional. Kunjungan ini menandai tonggak penting dalam sejarah hubungan Indonesia dan Inggris, dan menunjukkan bahwa kerjasama yang dibangun atas dasar saling menghormati dapat berkontribusi pada perdamaian dan kemakmuran global.
Penulis:
Fadil Al Khair Selian
Mahasiswa Pengantar Ilmu Politik, Prodi Ilmu Komunikasi, FISIP
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang