BANTEN adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di wilayah ujung barat Pulau Jawa. Daerah ini, awalnya adalah bagian dari Provinsi Jawa Barat, kemudian pada 4 Oktober 2000 resmi menjadi daerah otonomi baru, yaitu Provinsi Banten, yang beribukota di Serang.
Secara ekonomi, Banten memiliki berbagai potensi yang sangat luar biasa. Di sektor industri, misalnya, Banten memiliki 21 kawasan industri dengan produk unggulan seperti baja, petrokimia, alas kaki, elektronik, semen, dan makanan. Banten juga memiliki pabrik baja Krakatau Steel di Kota Cilegon.
Di sektor perdagangan, Banten memiliki pusat perdagangan tradisional dan modern, serta infrastruktur jalur transportasi seperti Bandara Internasional Soekarno Hatta, Pelabuhan Merak, dan Jalan Tol Jakarta-Merak.
Lalu, perkebunan, Banten memiliki perkebunan karet, kelapa, cengkeh, lada, panilli, melinjo, dan buah-buahan. Belum lagi perikanan, Banten memiliki perikanan laut yang signifikan karena 75 persen daerah Banten dikelilingi laut.
Bagaimana dengan properti? Nah, bicara soal properti, Bank Indonesia menyebut potensi ekonomi sektor properti di Banten sangat tinggi. Banten juga memiliki KEK edukasi, teknologi, dan kesehatan internasional di Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang. Selain itu, Banten juga memiliki potensi ekonomi lainnya, seperti: Konstruksi, Ekspor, Kredit masyarakat.
Dengan potensi ekonomi terbesar di Indonesia, kini Banten menjadi sorotan investor asing. Berada di peringkat lima besar nasional dengan capaian investasi mencapai Rp103,85 triliun pada tahun 2023, provinsi ini telah membuktikan diri sebagai pusat perekonomian yang terus berkembang. Namun, apa sebenarnya yang membuat Banten begitu diminati investor asing?
Kunci Daya Tarik Banten
Keberhasilan Banten sebagai tujuan investasi tidak lepas dari beberapa faktor. Infrastruktur yang terus berkembang seperti Tol Jakarta-Merak, Pelabuhan Merak, serta kawasan industri di Cilegon dan Tangerang menjadi tulang punggung kegiatan perekonomian di kawasan ini. Letaknya yang strategis, dekat dengan ibu kota Jakarta, memudahkan akses investor asing dalam menjalankan operasional usaha.
Selain itu, stabilitas pertumbuhan ekonomi Banten juga memberikan sinyal positif. Dengan peningkatan PDB hingga 4,70 persen pada tahun 2024, Banten menunjukkan ketahanan dan fleksibilitas dalam menghadapi tantangan perekonomian global. Pertumbuhan ini tidak hanya didorong oleh sektor industri dan manufaktur, namun juga sektor jasa, pariwisata, dan properti.
Potensi yang Belum Termanfaatkan
Meski mencatatkan angka investasi yang tinggi, Banten masih menyimpan potensi besar yang belum tergarap secara maksimal. Daerah seperti Lebak dan Pandeglang misalnya, mempunyai peluang besar di sektor agrobisnis dan pariwisata berbasis alam. Jika dikelola dengan baik, sektor-sektor tersebut dapat menjadi magnet baru bagi investor asing yang mencari peluang bisnis yang terdiversifikasi.
Namun untuk mengoptimalkan potensi tersebut, pemerintah daerah perlu lebih proaktif dalam memperbaiki iklim investasi, terutama dalam menyederhanakan perizinan, meningkatkan keamanan investasi, dan memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Tantangan di Balik Pertumbuhan
Tentu saja, setiap peluang selalu disertai tantangan. Salah satu kendala yang sering dihadapi adalah kesenjangan pembangunan antar daerah. Daerah yang lebih terpinggirkan memerlukan perhatian lebih dalam hal pembangunan infrastruktur dan pendidikan tenaga kerja agar dapat bersaing untuk menarik investasi asing.
Selain itu, harmonisasi peraturan seringkali menjadi kendala utama bagi investor asing. Inkonsistensi kebijakan antara pusat dan daerah dapat memperlambat proses investasi. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih terintegrasi untuk memberikan kepastian hukum dan kepercayaan kepada investor.
Mewujudkan Banten di Kancah Internasional
Agar Banten dapat terus menarik investor asing, pemerintah daerah perlu menggencarkan promosi investasi melalui berbagai forum internasional. Selain itu, insentif khusus bagi investor yang berkomitmen terhadap pembangunan berkelanjutan dapat menjadi daya tarik tambahan.
Penanaman modal asing tidak hanya menambah modal untuk pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja, transfer teknologi, dan meningkatkan daya saing daerah di kancah global. Dengan strategi yang tepat, Banten berpeluang besar menjadi episentrum baru penanaman modal asing di Indonesia.
Penanaman modal asing di Banten merupakan peluang emas yang harus dimanfaatkan secara maksimal. Jika dikelola dengan baik, potensi tersebut tidak hanya membawa manfaat ekonomi, namun juga transformasi sosial yang signifikan bagi masyarakat Banten. Di tengah persaingan regional yang semakin ketat, inilah saatnya Banten menunjukkan kepada dunia bahwa daerah tersebut siap menjadi tujuan investasi global.
Ini dapat menjadi pengingat bahwa masa depan Banten ada di tangan kita bersama, baik sebagai masyarakat, pemerintah, dan investor. Banten bukan sekedar provinsi, tapi simbol harapan perekonomian Indonesia di masa depan.
Dan, tidak kalah penting, korupsi, kolusi dan nepotisme juga akan menjadi kunci untuk dapat mengembangkan potensi daerah yang secara history pernah mengalami puncak kejayaan di masa lalu, yaitu pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1683).
Penulis:
Silvina Maysyaroh
Mahasiswa Pengantar Ilmu Politik, Prodi Ilmu Komunikasi
FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang