EsaiJejak Kata

Transformasi Sistem Pendidikan di Tengah Era Globalisasi

×

Transformasi Sistem Pendidikan di Tengah Era Globalisasi

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI

TERDAPAT banyak faktor yang melatarbelakangi gerakan perubahan pendidikan yang telah dialami bangsa Indonesia dari masa ke masa. Seperti tuntutan nasional, masuknya pengaruh agama, budaya dunia luar yang lebih fleksibel, bentuk kepemimpinan yang beragam hingga kepentingan kaum-kaum tertentu untuk kebutuhan personalnya.

Perjalanan pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan, dari mulai masa Hindu-Budha sampai dengan masa reformasi. Mulai dari bentuk pendidikan tradisional hingga pendidikan yang mampu berkolaborasi dengan teknologi dalam proses pembelajarannya. Seperti pada masa pandemi COVID-19 beberapa tahun silam, dimana pada saat itu menuntut sistem pendidikan Indonesia untuk beradaptasi pada situasi yang rumit namun pendidikan harus tetap berjalan bagaimanapun keadaannya. Hal ini mengisyaratkan bahwa transformasi sistem pendidikan di Indonesia akan terus ada seiring dengan perubahan global yang harus diikuti dan disesuaikan dengan budaya bangsa itu sendiri.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah:

– Bagaimana Landasan Historis Sistem Pendidikan di Indonesia
– Bagaimana Perkembangan Sistem Pendidikan di Indonesia
– Bagaimana Bentuk Implementasi Sila Pancasila dalam Pendidikan

Landasan Historis Pendidikan

Era reformasi membawa langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Landasan historis pendidikan Indonesia mencerminkan evolusi kompleks dan responsif terhadap perubahan zaman, dengan ajaran agama, kondisi kolonialisme, dan semangat kemerdekaan sebagai elemen kunci yang membentuk karakter pendidikan di Indonesia. Meskipun telah ada kemajuan, perlu adanya perhatian terus-menerus dan kerja sama untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih merata dan berkualitas, sesuai dengan nilai-nilai lokal dan kebutuhan masyarakat.

Untuk memahami lebih mendalam tentang ajaran agama yang menjadi landasan Pendidikan di Indonesia dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut:

Bentuk Ajaran Agama Menjadi Landasan Pendidikan

Ajaran agama memainkan peran sentral dalam membentuk fondasi moral dan etika bagi peserta didik. Integrasi nilai-nilai agama ke dalam struktur pendidikan tidak hanya menyediakan pandangan spiritual, tetapi juga membentuk karakter yang tangguh dan bertanggung jawab. Begitu ajaran agama menjadi bagian integral dari pendidikan, dampak positifnya sangat terasa. Nilai-nilai moral seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang bukan hanya diterapkan sebagai konsep, melainkan menjadi dasar etika yang membimbing tindakan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan yang diperkaya dengan nilai-nilai agama menghasilkan individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki integritas moral yang kuat.

Kondisi Masa Kolonialisme: Kepentingan Penjajah sebagai Landasan Pendidikan di Indonesia

Masa kolonialisme memainkan peran krusial dalam membentuk landasan pendidikan. Kepentingan penjajah Belanda menjadi pendorong utama di balik dinamika pendidikan pada periode ini. Fokus utama mereka adalah menciptakan kelas elit pribumi yang tidak hanya efisien sebagai tenaga kerja, tetapi juga setia kepada pemerintah kolonial. Kondisi masa kolonialisme memunculkan landasan pendidikan yang sangat dipengaruhi oleh kepentingan penjajah Belanda. Hal ini menciptakan narasi pendidikan yang mencerminkan ketidaksetaraan, polarisasi, dan kontrol yang kuat dari pihak penjajah. Sejarah ini menjadi cermin kebijakan pendidikan yang perlu dipahami dalam menggambarkan dinamika perkembangan sistem pendidikan Indonesia.

Wajah Pendidikan Indonesia Pasca Kemerdekaan

Meskipun mencatat kemajuan pesat, tantangan tidak dapat diabaikan. Kurangnya sarana dan tenaga pendidik, tidak meratanya akses pendidikan, dan tantangan dalam menyelaraskan kurikulum dengan tuntutan masyarakat modern menjadi isu-isu yang perlu terus mendapatkan perhatian serius. Dengan demikian, wajah pendidikan pasca kemerdekaan Indonesia mencerminkan semangat pembaharuan dan perubahan mendalam yang mengarah pada penciptaan sistem pendidikan yang lebih merata, menyeluruh, dan berkualitas. Perjuangan ini menjadi bagian integral dari perjalanan sejarah pendidikan Indonesia, yang terus beradaptasi dengan tuntutan zaman untuk mencetak generasi unggul yang mampu menghadapi tantangan global dan berkontribusi pada kemajuan bangsa.

Perkembangan Sistem Pendidikan di Indonesia

Sistem Pendidikan Indonesia mengalami beberapa perkembangan diantaranya:

Sistem Pendidikan Pada Masa Kolonial Belanda

Pada zaman kolonial pemerintah Belanda menyediakan sekolah yang beraneka ragam bagi orang indonesia untuk memenuhi kebutuhan berbagai lapisan masyarakat. Pendidikan pada masa Belanda dapat diklasifikasikan ke dalam 2 (dua) periode besar, yaitu pada masa VOC (Vereenigde Oost-indische Compagnie) dan masa pemerintahan Hindia Belanda setelah VOC (Nederlands Indie).

Sistem Pendidikan Pada Masa Militer Jepang

Pada zaman Jepang meski hanya dalam tempo yang singkat, tetapi bagi dunia pendidikan Indonesia memiliki arti yang sangat signifikan. Sebab, lewat pendidikan Jepang sistem pendidikan disatukan. Aturan kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Jepang dalam bidang pendidikan adalah menghilangkan diskriminasi dalam membuat sistem pendidikan. Pada masa Jepang mulai menerapkan pendidikan untuk rakyat dari semua kalangan untuk mendapatkan pendidikan secara formal jenjang pendidikan SD 6 tahun, SMP 3 tahun dan SMA 3 tahun. Sistem ini masih berlaku sampai sekarang di Indonesia karena dianggap sebagai warisan dari Jepang.

Sistem Pendidikan Masa Orde Lama

Periode orde lama sendiri berlangsung dari tahun 1945 sampai tahun 1965 dibawah kekuasaan presiden Soekarno. Pendidikan Indonesia pada masa awal kemerdekaan tahun 1945-1950 masih dalam keadaan yang sulit. Bangsa Indonesia pada awal kemerdekaan banyak mengalami kesulitan dimana banyak terjadi perubahan-perubahan, yang tidak hanya terjadi dalam bidang pemerintahan saja tetapi juga dalam bidang pendidikan.

Sistem persekolahan sesudah Indonesia merdeka yang berdasarkan satu jenis sekolah untuk tiga tingkat pendidikan seperti pada zaman Jepang tetap diteruskan. Sedangkan rencana pembelajaran pada umumnya sama dan bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa pengantar untuk sekolah. Buku-buku pelajaran yang digunakan adalah buku hasil terjemahan dari bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia yang sudah dirintis sejak zaman Jepang.

Sistem Pendidikan Masa Orde Baru

Orde Baru berlangsung dari tahun 1968 sampai 1998, serta bisa dikatakan sebagai masa pembangunan nasional. Dalam bidang pembangunan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dengan hadirnya Instruksi Presiden (Inpres) tentang Pendidikan Dasar. Orde Baru ini pemerintah mewajibkan anak-anak berusia 7-12 tahun untuk mengenyam pendidikan Sekolah Dasar biasa disebut sebagai wajib belajar 6 tahun. Kurikulum 1984 mengusung Kedudukan siswa yang aktif yang dikenal dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). EBTANAS dan UMPTN adalah seleksi yang menjadi penyeragaman intelektualitas peserta didik.

Sistem Pendidikan Masa Reformasi

Pada masa ini pemerintah menjalankan amanat UUD 1945 dengan memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari anggaran pendapatan belanja negara. Anggaran pendidikan ditetapkan sesuai dengan UUD 1945 yaitu 20 persen dari APBN dan APBD, sehingga banyak terjadi reformasi di dunia pendidikan, terutama dalam pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Wajib Belajar 9 tahun, dan peningkatan standar penghasilan Guru dengan adanya sertifikasi guru, serta pemberian bantuan pendidikan (Beasiswa) untuk peningkatan Kompetensi guru, dan sebagainya.

Implementasi Sila Pancasila dalam Pendidikan

Pembelajaran karakter tidak luput dari mempelajari sikap atau nilai, norma yang berlaku serta moral. Sikap dan perilaku seseorang akan dilihat dan dinilai oleh orang lain. Pendidikan karakter sebagai upaya yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki karakter para siswa. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.

Nilai-nilai yang terkandung di dalam sila pancasila dapat diimplementasikan, diantaranya: Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa ingin tahu yang tinggi, dan Rasa Kebangsaan.

Landasan Historis merupakan fakta-fakta sejarah yang dijadikan bahan untuk pengembangan pembelajaran Pancasila, baik menyangkut perumusan tujuan, mengembangkan materi pembelajaran, rancangan pendidikan, serta evaluasinya. Proses perumusannya diambil dari nilai-nilai pemikiran hidup bangsa sejak zaman prasejarah. Kenyataan historis tersebut membentang mulai dari kehidupan prasejarah, sejarah Indonesia lama, masa kejayaan nasional, perjuangan bangsa Indonesia melawan sistem penjajahan, proklamasi kemerdekaan, perjuangan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia serta hingga saat ini.

Sistem Pendidikan Indonesia mengalami beberapa perkembangan, diantaranya: Sistem Pendidikan Pada Masa Kolonial Belanda, Sistem Pendidikan Pada Masa Militer Jepang, Sistem Pendidikan Masa Orde Lama, Sistem Pendidikan Masa Orde Baru, dan Sistem Pendidikan Masa Reformasi.

Bentuk implementasi nilai-nilai yang terkandung di dalam sila Pancasila, diantaranya: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu yang tinggi, dan memiliki rasa kebangsaan.


Penulis:
Putri Auliya
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *