Jejak KataWisata dan Kuliner

Gaya Hidup Ngopi di Kafe Bertumbuhan di Pinggiran Cirebon Timur

×

Gaya Hidup Ngopi di Kafe Bertumbuhan di Pinggiran Cirebon Timur

Sebarkan artikel ini
Angkringan Ambyar, salah satu kafe yang berada di Kecamatan Gebang, sekitar dua kilometer dari Jalur Pantura, tepatnya di Jalan Sutajaya, Gebang-Cirebon

JEJAK KATA, Cirebon – Nongkrong di kafe kini bukan lagi sekadar gaya hidup kota-kota besar, tapi juga telah berkembang ke kota-kota kecil bahkan hingga daerah-daerah kota kecamatan. Membuat janji ketemuan di kafe, melakukan rapat perihal pekerjaan atau sekadar ngobrol ringan ngalor ngidul kini makin menjadi kelaziman di daerah-daerah pinggiran kota-kota kecamatan Cirebon timur.

Tak heran banyak kafe bermunculan di daerah pinggiran ini, yang menawarkan berbagai menu andalan masing-masing yang atraktif serta konsep baru untuk ngopi dan diskusi. Pengunjung bukan hanya para pelajar berkantong cekak, tapi juga para pekerja, karyawan pabrik, pegawai instansi pemerintah, bahkan masyarakat kebanyakan. Mereka datang ke kafe untuk bersantai menikmati kopi dan berbagai menu sembari ngobrol dan membuat pertemuan.

Ada kafe bergaya retro yang menghadirkan atmosfir era 80-an, ada kafe bergaya kesufi-sufian, ada pula kafe yang menawarkan konsep taman buah. Yang paling  banyak adalah yang mengusung konsep anak muda Generasi Z. Tapi ada juga yang istimewa dan terbilang langka, yaitu kafe yang menghidupkan suasana perpustakaan dan toko buku. Di kafe ini aebuah rak setinggi dua meter berisi aneka buku tersandar di tembok dekat loby pemesanan menu.

Di kafe ini setelah memesan menu, pengunjung bisa memilih dan membaca buku sambil menikmati menu. Kafe ini bernama Angkringan Ambyar, salah satu kafe yang berada di Kecamatan Gebang, sekitar dua kilometer dari Jalur Pantura, tepatnya di Jalan Sutajaya, Gebang.

Menurut Abdul Salam Zaelani, si empunya kafe, konsep perpustakaan yang diusungnya sesuai dengan kegemarannya pada buku. Mantan pekerja migran ini, sejak SMA menyukai dunia tulis menulis dan terobsesi dengan buku.

“Konsep perpustakaan pada kafe saya ini mewujudkan obsesi saya,” ujarnya kepada Jejakkata, Sabtu 7 Juni 2025.

Pria yang sudah menerbitkan tiga buku puisi ini mengundang komunitas baca di Cirebon timur datang ke kafenya.

“Terbuka untuk acara diskusi buku, baca puisi, dan kegiatan kesenian lainnya. Silakan kami menyediakan tempat!” katanya.

Buku yang dipajang kafe Angkringan Ambyar menurut Abdul Salam Zaelani menjadi daya tarik tersendiri meskipun masih jarang yang menjamah dan membacanya. “Tapi upaya saya untuk menghadirkan atmosfer buku di kafe akan tetap saya lakukan sebagai bagian dari upaya mengajak pengunjung membaca dan berkenalan dengna  buku,” tuturnya.

Kafe Angkringan Ambyar menawarkan menu cukup lengkap. Untuk minuman selain berbagai jenis kopi,  ada jahe geprek susu, jahe geprek lemon, wedang uwuh, jeruk peras madu, dan masih banyak lagi. Sedangkan makanannya mulai dari lele, tahu tempe, dumpling, dan lain-lain.

Di kota Kecamatan Babakan juga ada kafe yang mengusung konsep perpustakaan, namanya Kafe Pujangga. Buku-buku diletakkan dalam rak dan etalase yang mudah terlihat dan dijangkau pengunjung.

Anton pengelola kafe Pujangga mengaku buku-buku yang dipajang di kafenya adalah buku-buku koleksinya.

“Ketimbang hanya disimpan di rumah, saya pajang di kafe. Syukur ada pengunjung yang tertarik baca,” kata Anton yang lulusan Institut Kesenian Jakarta.

Kafe Pujangga menyediakan menu andalan es dan kopi durian. Sedangkan untuk makanan memang terbilang umum, seperti ayam bakar madu, aneka hidangan ikan, dan sebagainya. Selain asyik untuk pertemuan dengan komunitas, seru juga untuk makan bareng keluarga.  (Aris.K)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *