Jejak KataWisata dan Kuliner

Hysteria Sulap Tambakrejo Jadi Laboratorium Seni

×

Hysteria Sulap Tambakrejo Jadi Laboratorium Seni

Sebarkan artikel ini
FOTO: Seniman residensi peserta Festival Penta Klabs merespon kehidupan nelalayan yang bakal diejawantahkan dalam karya seninya. (Dok.Klabs)

JEJAK KATA, Semarang – Kolektif Hysteria kembali menaja acara festival dua tahunan yang sudah dinisiasi kelompok ini sejak tahun 2016. Kali ini Festival Penta Klabs mengusung tajuk “ Malih Dadi Segara”. Helat akbar melibatkan seniman nasional maupun internasional ini akan digelar di Perkampungan Nelayan Tambakrejo, Semarang, dari 9 – 21 Desember 2022.

Ketua Panitia kegiatan Pujo Nugroho, mengatakan, di Semarang, Senin (12/12/2022), event ini merupakan pertemuan antara berbagai stakeholder dan lintas disipliner (kamu, kalian, kita- kelas- kampus- kampung-kota/ 5KLabs) untuk memikir-bicarakan serta aksi-aksi kecil tentang fenomena tertentu di ruang yang spesifik.

BACA JUGA: Kebelet Begituan Lewat Video Call, Pria di Tigaraksa Ini Malah Bobol Belasan Juta

“Acara utamanya berupa pameran visual, pertunjukan, dan simposium dengan turunannya meliputi riset, lokakarya, gigs, art-project, dan lain-lain gumantung partisipan yang terlibat,” ujar Pupung aktivis Hysteria yang juga dikenal sebagai perupa dan penulis.

Lebih lanjut, Puung, membabarkan, pada tahun ke empat ini kami mengangkat tema “Malih Dadi Segara” mengenai perubahan iklim, kebijakan pesisir, dan peran serta masyarakat dalam melangsungkan kehidupan di tengah kondisi yang serba tidak pasti.

BACA JUGA: Top Markotop! Fitur “Avatar” Hadir di Layanannya WhatsApp

“Kegiatan sengaja ditaja di tempat hunian sementara Kampung Nelayan Tambakrejo, Semarang Utara, agar para seniman bisa juga merasakan atmosfer kehidupan nelayan dan masyarakat kawasan pesisir. Kali ini akan melibatkan 46 seniman nasional maupun internasional,” terang Pupung.

Pupung membeberkan seniman-seniman yang terlibat dalam ajang Festival Penta Klabs IV “ Malih Dadi Segara” ini adalah; Sudut Kalisat (Jember) , Serbuk Kayu (Surabaya), Perempuan Pengkaji Seni (Jawa Timur), Asri Kolaj (Malang), Ruang Arka (Probolinggo), Setiaris Art Space (Ponorogo), Skrm Squad (Rembang) , Paron (Temanggung), Ruang Atas (Surakarta), Uwit Art Space (Salatiga), Demak Komunal (Demak), Mentari Isnaini (Demak), Gothak Gathuk (Magelang), Payungi X Women and Environment Studies (Lampung), Floating Project (Hongkong), Cristina Rodriguez (Meksiko), Rahmadiyah Tria Gayathri (Palu), Arab Theater Studio (Australia), Whocares (Semarang), Manga Pisang Jambu Project (Semarang), Gemuruh (Semarang), Semarang Sketchwalk (Semarang), Yogahya (Semarang). Lanang Wadon (Semarang), Garwaseni (Semarang), Pewarta Foto Indonesia Semarang (Semarang), Rudy Murdock (Semarang), Sudahkah Anda Menonton (Semarang), Bukit Buku (Semarang), Wahyu Turonggo Mudo (Semarang), Reog Naga Muda (Semarang), Ra (Semarang), Sepur Clan (Semarang), Pohon Sarjono (Semarang), Nasida Ria (Semarang), Brebes Artdictive (Brebes), Lifepatch (Jogjakarta), Anang Saptoto (Jogjakarta), Kidung Paramadita (Jogjakarta), Bagus Dwi Danto (Jogjakarta) , Farid Stevy (Sleman), smu Ismoyo (Gunungkidul), Sasqia Ardelianca (Bandung), Kuntari (Bandung), Bottle Smoker (Bandung) dan Edi Bonetski (Tangerang).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *