JEJAK KATA, Tangerang – Praktik prostitusi di wilayah Kecamatan Cikupa dan Panongan kian hari kian menjamur. Aplikasi media sosial menjadi salah satu media promosi untuk menjajakan jasa seks. Tempatnya beragam, mulai dari kontrakan/tempat kost hingga ruko berkedok panti pijat. Penelusuran jejakkata.news melalui aplikasi salah sati medsos, bisnis esek-esek ini tersebar di beberapa wilayah desa dan kelurahan: Cikupa, Ciakar, Peusar dan wilayah Kelurahan Mekar Bakti.
Untuk wilayah Kelurahan Mekar Bakti, transaksi seks rata-rata digelar secara diam-diam di ruko, seperti Mardi Gras dan sekitar EcoPlaza Citra Raya. Tarifnya pun beragam, mulai dari Rp250 ribu hingga Rp1 juta. Untuk menarik tamu, pada profil media sosial yang digunakan sebagai media promosi itu dipasang berbagai foto yang menarik; mulai dari menampilannya yang seksi hingga memamerkan bagian-bagian sensitif kewanitaannya, yang tentu saja dengan editing gambar yang super bagus.
Penelusuran jejakkata.news di kawasan Ruko Mardi Gras Citra Raya, untuk menarik tamu atau pelanggan, ada juga yang melakukan ritual secara mistis, yaitu membakar kemenyan pada saat-saat tertentu.
Menurut salah seorang warga yang membuka warung di sekitar Ruko Mardi Gras Citra Raya, YS (50), aksi bakar kemenyan di halaman ruko yang terlihat tertutup namun banyak aktivitas seks di dalamnya itu dilakukan bisa empat hingga enam kali dalam sehari.
“Untuk apalagi kalau bukan penglaris. Karena kalau bakar-bakar kemenyan itu kan biasanya identik dengan hal-hal mistis dengan tujuan-tujuan tertentu, bisa pesugihan, bisa penglaris dan lain-lain. Dan, kalau kita lihat itu semua ruko tertutup, tapi di dalamnya ada aktivitas, nanti kalau ada tamu pria datang, pasti dibuka dan sudah ada wanita di dalamnya yang menyambut,” papar YS, Selasa (04/10/2022).