Hard NewsJejak Kata

Dinkes Kota Tangerang Stop Penjualan Obat Sirup, Ini Penjelasannya!

×

Dinkes Kota Tangerang Stop Penjualan Obat Sirup, Ini Penjelasannya!

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI

JEJAK KATA, Tangerang – Menyusul adanya intruksi dari Kementerian Kesehatan perihal kewajiban penyelidikan epidemiologi dan pelaporan kasus gangguan ginjal akut pada anak, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang mengintruksikan, menghentikan sementara penjualan obat dalam bentuk sirup.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Dini Anggraeni dalam keterangan persnya di Tangerang, Kamis (20/10/2022), menjelaskan bahwa pihaknya meningkatkan pengawasan untuk memastikan instruksi mengenai penghentian sementara penjualan obat sirup dijalankan.

Serem! Anak Sekolah di SD Gita Bangsa Kecil-kecil Belajar Keroyokan?

Dini juga menjelaskan, penghentian sementara, baik apotek maupun toko obat untuk tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk sirup kepada masyarakat ini sampai ada pengumuman resmi dari pemerintah.

“Pengawasan peredaran obat atau kefarmasian sudah ada, namun dalam kondisi ini pengawasan penjualan obat akan diperketat,” katanya.

Menurut dia, sampai saat ini belum ada laporan mengenai kasus gagal ginjal akut pada anak di Kota Tangerang.

Kendati demikian, seluruh fasilitas kesehatan di Kota Tangerang sudah menyiapkan tata laksana penanganan kasus gagal ginjal akut.

Tabrakan Beruntun di Depan SPBU 34. 15710 Citra Raya Tangerang

“Pastinya alur penanganan dan kewaspadaan sudah disiapkan apabila kasus yang mengarah ke gagal ginjal akut ditemukan. Langkah kewaspadaan ini tentunya harus beriringan di semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, khususnya para orang tua,” kata Dini.

Ia menyarankan para orang tua memantau kondisi kesehatan anak serta berkonsultasi dengan tenaga kesehatan jika hendak memberikan obat bebas kepada anak.

Sah! Gus Muhaimin Lantik Laskar Santri Indonesia

Apabila anak mengalami demam di rumah, ia mengatakan, orang tua dapat mengedepankan tata laksana non farmakologis seperti mencukupi kebutuhan cairan, mengompres menggunakan air hangat, dan memakaikan pakaian yang tipis.

“O​​​​​​rang tua tidak perlu panik, namun kewaspadaan harus diperketat. Seperti meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta asupan gizi yang cukup untuk mengurangi potensi anak terkena penyakit. Tidak ragu membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat jika terdapat tanda-tanda bahaya pada anak,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *