JEJAK KATA, Semarang – Penampilan gitaris Rahmat Raharjo dan Mardian Bagus Prakoso di Konser “Echoes of Life” #5 sihir penonton yang hadir di Maxi Brain Academy Hall, Semarang, Kamis 18 Juli 2024 kemarn.
Penampilan musisi asal Kota Gudeg ini membuat ribuan audensi dalam Konser “Echoes of Life” #5 itu terpesona. Duo Gitar R&B membuka repertoar dengan sajian komposisi Variazioni concertanti for 2 ddx Guitars, Op.130 – Mauro Giuliani.
Komposer Mauro Giuliani pada zamannya dianggap sebagai “gitaris terhebat yang pernah hidup’, dan membuat namanya terkenal di Wina. Sekembalinya ke Italia pada tahun 1820, ia bekerja sama dengan Paganini dan Rossini yang menghasilkan empat aransemen terakhir untuk duet gitar. Variasi ini penuh dengan garis melodi liris, arpeggio cepat, warna halus dan kompleksitas teknis.
Persembahan ketiga Tango Espagnol – Isaac Albeniz. Komposer grada depan Spanyol selama abad ke sembilan belas, serta bertanggung jawab atas meningkatnya minat dan rasa hormat terhadap seni musik di negara tersebut pada waktu itu. Meskipun ia terkait erat dengan nasionalisme Spanyol dan dalam beberapa hal sering dianggap sebagai komposer Spanyol yang paling “Spanyol”, namun ia menghindari material music folk yang asli. Sebaliknya, ia menciptakan gaya yang orisinal, namun dipadukan dengan harmoni, warna, dan ritme negara asalnya.
Karya ini berasal dari karya piano yang ditranskripsikan untuk gitar duet. Berbeda dari Tango argentina yang berapi-api, karya ini adalah kebangkitan keindahan dalam versi yang rumit dan lembut yang mungkin ditemui seseorang pada pesta dansa teh di sebuah hotel mewah Eropa. Bayangkan pohon palem dalam pot, novel Stefan Zweig, dan mungkin “The Grand Budapest Hotel”.
Karya berikutnya bertajuk Fool on The Hill–John Lennon- Arr. Leo Brouwer ini merupakan lagu dari sebuah band dari Inggris “The Beatles” yang di aransemen oleh seorang komponis, conductor, dan gitaris cuba “Leo Brouwer”. Dalam aransemennya Leo Brouwer memberikan sentuhan harmoni khas Leo Brouwer sehingga lagu Fool on The Hill terasa Fresh dan sangat gitaristik.
Berikutnya disajikan karya Luigi Boccherini Introduction and Fandango. Karya ini awalnya ditulis untuk kuintet gesek, namun karya luar biasa ini juga diaransemen oleh Boccherini untuk gitar dan quartet gesek. Beberapa pertunjukan bahkan menggunakan alat musik untuk menyempurnakan karya Spanyol ini. Sungguh menakjubkan bahwa dalam kerangka Periode Klasik, beragam tekstur dan efek string dieksplorasi oleh Boccherini.